Thursday, January 20, 2011

Sajian Makanan Tradisi Khas Imlek


Perayaan tahun baru cina selalu disambut meriah oleh seluruh warga keturunan Tionghoa dimana pun mereka berada.Cara merayakan imlek pun tergantung dari kelompok etnik dan selalu berlainan. Ini mungkin juga disebabkan oleh perbedaan musim atau cuaca pada hari tersebut dan cara mereka makan.

Komunitas yang asal dari provinsi utara biasanya merayakannya dengan bersama-sama membuat dumpling [hiaoche] - semacam pangsit yang berisi daging dan sayuran yang cara bungkusnya kaya duit perak jaman dulu.[Inggris bilang juga potsticker]
Biasanya malam sebelum tahun baru keluarga berkumpul dan bersama-sama membuat kulit dumpling ini dan membungkusnya. Didalam satu dari ratusan yang dibuat - diberikan koin perak. Konon katanya yang mendapat dumpling ini tahun yang akan datang bakal mendapat rejeki.Biasanya makan dumpling ini adalah pada tengah malam tepat pada detik tahun baru.

Ada pula komunitas yang mungkin juga asal dari tengah yang selalu memakan kepala babi sebagai hidangan yang utama pada hari ray ini. Yg penting disini adalah adanya kuping babi, lidah babi, cheek dari babi dan otak babi. Biasanya kepala babi ini di masak kecap [hung-saw] tetapi banyak yg hanya direbus dan kemudian dipotong tipis-tipis Saya kira tradisi ini di Taiwan dibeberapa komunitasdipakai. Untuk mereka yg pada hari imlek ini sembayang untuk leluhur biasanya ada 3 macam yang penting diatas meja abu, yakni :
  1. Ayam atau bebek yang utuh [semua dengan segala bagian dari darah dan lain-lain ada] sebagai simbol untuk udara.
  2. Ikan sebagai simbol dari air - Ini bisa ikan emas ikan bandeng atau ikan salmon [ ikan pai tu di daerah singapore] semacam ikan yang bulat dan yang dapat hidup dilaut dan disungai.
  3. Kepala babi sebagai simbol dari tanah.

Untuk komunitas yang berasal dari Kwangtung - banyak yang pada hari imlek ini makan vegetarian dan makan semacam campuran dari bahan-bahan kering yang bersimbol sesuatu. Mereka menyebutnya masakan fachai. Isinya 8 macam sayuran kering :
  1. Lilly flower [chingchen]
  2. Jamur kuping yg hitam [mu-erl]
  3. Kembang tahu [Fu chuk]
  4. So-oen [glassy noodles]
  5. Gingko beans
  6. Sea-moss [fa chai]
  7. Dried oyster
  8. Bambu rebung
Semua ini direbus sampai empuk dan diberikan saos dari plum dan oyster . Semua bahan-bahan kurang lebih merupakan semacam simbol rejeki, musim semi, hidup baru dan lain-lain.


Sumber : http://chineseculturezone.blogspot.com
Temukan hadiah yang unik dan menarik untuk orang-orang terkasih dalam daftar Hadiah Imlek Anda.

Makna Imlek untuk Mawas Diri


Kemeriahan menyambut perayaan imlek semakin terasa di beberapa wilayah di jakarta. Perayaan Imlek bisa menjadi momentum untuk mawas diri dan introspeksi pada tahun-tahun selanjutnya. Karena itu, semua orang diharapkan bisa menahan emosi, ucapan, dan kata-kata kontraproduktif. Semuanya saling mengisi, menyayangi dan mendoakan.

Ketua Umum Perwakilan Umat Budha Indonesia (Walubi) Hartati Murdaya, mengatakan, tahun baru Imlek merupakan momentum untuk mawas diri dan introspeksi untuk menghadapi tahun-tahun ke depan. Tahun ini menurutnya, merupakan tahun banyak cobaan dan ujian. Semuanya, harus bisa menahan emosi, ucapan dan kata-kata kontraproduktif.Semua elemen masyarakat, harus saling mengisi dan menyayangi. Setelah itu, perbanyaklah berdoa kepada Yang Maha Kuasa. Pasalnya, lanjut Hartati, inti dari situasi hidup manusia di dunia adalah berdoa.

Lebih lanjut Hartati mengatakan, makna Imlek tidak mengalami perubahan dari tahun ke tahun. Imlek merupakan perayaan musim semi dan dirayakan dalam rangka mensyukuri panen. Karena itu, imlek juga merupakan simbol dari kemakmuran. "Imlek dirayakan oleh rakyat, bagi kemakmuran bangsa Indonesia," imbuhnya.

Makna implisit dari Imlek, adalah persatuan dan kesejahteraan. Semua elemen bangsa mengharapkan kesejahteraan dan kerukunan. Dalam konteks resesi ekonomi global saat ini, semua pihak harus prihatin, berdoa, dan memohon kepada Yang Maha Kuasa agar diberikan keadaan lebih baik.

Semua pihak harus optimistis menuju ke arah lebih baik dan tetap menerima yang sudah terjadi dengan lapang dada. Pasalnya, lanjut Hartati, semua keadaan tidaklah kekal melainkan selalu berubah yakni yang baik menjadi buruk dan keadaan buruk berubah menjadi baik. "Jadi kita dalam keadaan buruk memohon supaya tetap berubah menjadi baik," paparnya. Imlek, lanjut Hartati, adalah tradisi etnis Tiong Hoa yang berasal dari nenek moyang. Bahkan sebelum kelahiran Nabi Kong Hu Cu pun Imlek sudah dirayakan. Bagi yang beragama Budha, ada ritual tersendiri dalam merayakannya. Bagi yang beragama Kristen, mereka berdoa kepada Tuhannya.

Bahkan, yang beragama Muslim pun, kata Hartati, di daerah tertentu seperti daratan Tiongkok, sekitar Shing Thiang, mereka merayakan imlek dengan cara Muslim. "Warga di Shing Thiang beragama Muslim, yang dekat dengan Pakistan," imbuhnya.
Karena itu, imlek sebenarnya bukan perayaan agama, melainkan tradisi Tiong Hoa yang merayakan musim semi. Pasalnya, musim semi biasanya adalah musim cerah dan memiliki udara yang bagus. Jika ditanam padi akan tumbuh bagus, dan pertanian secara umum pun akan baik. "Jadi, imlek itu dirayakan," tukasnya.

Tapi yang jelas makna imlek adalah sama yakni yang jelek berubah menjadi lebih baik, menjadi lebih sejahtera. Sehingga Indonesia bisa keluar dari kesulitan dan bersama-sama membangun sebagai bagian dari Bangsa Indonesia.


Sumber : http://www.inilah.com
Temukan hadiah yang unik dan menarik untuk orang-orang terkasih dalam daftar Hadiah Imlek Anda.

Ada Bazar Imlek di Tanjung Pinang…Buruannnn !


Hai semua, senang rasanya ya sebentar lagi kita semua akan merayakan imlek yang pada tahun ini akan memasuki tahun kelinci emas. Semarak kemeriahan Imlek atau Tahun Baru Cina sudah di depan mata. Di Kota Tanjungpinang, misalnya. Perhimpunan Indonesia Tionghoa di ibu kota Provinsi Kepulauan Riau, menyelenggarakan Bazar Imlek 2562 selama dua pekan yang dimulai sejak Sabtu (15/1) malam.

Pada malam pembukaan, pengunjung dari beraneka suku bangsa, terutama dari etnis Tionghoa berbelanja di perhelatan yang dikonsep penyelenggara sebagai paduan pasar malam dan semiekspo barang. Sebut saja sepeda motor, serta jasa seperti perbankan dan asuransi. Semua itu ditawarkan dalam bazar tersebut.

Bazar itu akan berlangsung hingga 3 Februari 2011 di lapangan terbuka Jalan Teuku Umar Tanjungpinang, dimulai pada pukul 17.00-22.00 WIB. Acara ini dalam rangka menyongsong Tahun Baru Imlek 2562 yang bertepatan dengan 3 Februari 2010 Masehi.

"Pembukaan secara resmi oleh Gubernur Kepulauan Riau H.M. Sani dijadwalkan pada Kamis (20/1)," kata Hubungan Masyarakat Panitia Bazar Perhimpunan Indonesia Tionghoa (Inti) Tanjungpinang Agus Hermanda. Ia menjelaskan, dengan konsep semiekspo, peserta dapat mempromosikan produk unggulan dan meluncurkan produk baru di arena pasar malam. "Kami senang di bazar ini ada juga produk selain pernak-pernik Imlek," ujar Anton, salah seorang pengunjung.(ANS/Ant)


Sumber : http://berita.liputan6.com
Temukan hadiah yang unik dan menarik untuk orang-orang terkasih dalam daftar Hadiah Imlek Anda.

Suasana Tahun Baru Imlek di Hong Kong


Tak kan lama lagi perayaan Imlek kan menjelang bagaimana dengan persiapan Anda tahun ini ? Jika Anda berkesempatan berlibur ke Hong kong maka bersiaplah "berpuasa" belanja minimal selama dua hari. Tradisi Hongkong merayakan tahun baru Imlek berbeda dengan masehi. Para pedagang memilih menutup tokonya agar dapat berkumpul bersama keluarga. Selain itu ada tradisi memberi bunga hingga pertengkaran keluarga. Mau tahu apa tradisi warga Hongkong? Berikut ini beberapa tips yang layak anda baca :

  • Pusat Perbelanjaan Tutup, mungkin hanya waktu tahun baru Imlek. Seluruh pusat perbelanjaan dan wisata di Hong Kong tutup terutama saat libur resmi tanggal 14 dan 15 Februari, sementara beberapa toko kecil mengambil libur seminggu penuh. Mereka biasanya meluangkan waktu untuk berkumpul bersama keluarga dan teman dekat. Hong Kong akan nampak seperti kota mati.
  • Namun jangan bingung, karena bar dan klub tetap buka dan sibuk melayani turis serta pebisnis expatriat, sedangkan di pusat kota hanya tersedia makanan prasmanan untuk kalangan atas. Yang perlu anda waspadai juga, ketika Imlek tiba banyak orang Cina mudik pulang kampung. Jadi, jangan harap dapat tiket pesawat ataupun tempat duduk di kereta dan bis jika tidak memesan jauh hari.
  • Hong Kong berubah menjadi Kota Bunga. Selain jutaan kilauan warna lampu neon serta pita merah menghiasi, rangkaian bunga juga akan mewarnai kota Hongkong. Bunga adalah lambang keberuntungan dan diberikan saat mengunjungi sanak keluarga untuk menyantap hidangan ayam dan ikan tahun baru.
  • Mengunjungi Kuil. Saat perayaan tahun baru, warga Hong kong beserta keluarga umumnya datang ke kuil. Seraya berdoa dan berharap, Dewa memeberi keberuntungan untuk tahun depan. Ada baiknya, jika melihat upacara di kuil Anda tidak memotret mereka karena akan menggangu.
  • Memberikan Ang Pao. Tahun baru Imlek berarti para pekerja biasanya mendapatkan hadiah yang dimasukkan kedalam amplop berwarna merah dan emas. Di Indonesia diistilahkan dengan Ang Pao sedang di Hong Kong disebut Lai See. Jika Anda tinggal di hotel dalam waktu lama atau sering makan di restaurant, biasanya anda disodorkan Lai See kosong untuk diisi dan diserahkan untuk mereka.
  • Bercekcok dengan keluarga. Setelah hari libur ketiga Imlek, bukanlah hari bertemu dengan keluarga mertua. Jika warga Hong Kong menemui mertua di hari tersebut maka akan dihadiahi percekcokan, hari ini terkenal dengan hari argumen dan pertengkaran.(situs:gohongkong.about.com/AYB)


Sumber : http://gayahidup.liputan6.com (Diambil dari blog situs go Hong Kong)
Temukan hadiah yang unik dan menarik untuk orang-orang terkasih dalam daftar Hadiah Imlek Anda.

Kue Keranjang, Kue Cina Imlek


Siapa yang tahan dengan nikmatnya beragam hidangan yang disajikan saat perayaan Imlek. Pastinya kita selalu tergoda untuk mencicipi kelezatan aneka hidangan dan sajian yang selalu hadir sebagai tradisi perayaan tahun baru Imlek . Salah satu ciri khas kue yang cukup populer dimasa perayaan tahun baru Imlek ini yakni kue keranjang bulat yang khas dikenal sebagai kue cina imlek. “Keberadaan kue keranjang bulat ini bukan sekadar tradisi begitu saja, akan tetapi ada kisah yang melatar belakangi, mengapa sampai perayaan Imlek itu menghidangkan kue keranjang?” tutur tokoh Tionghoa, XF Asali (Lie Sau Fat) yang saya jumpai beberapa waktu lalu.

Dijelaskan, dalam kepercayaan zaman dahulu, rakyat Tiongkok percaya bahwa anglo (tempat masak) dalam dapur di setiap rumah ada dewa-nya yang dikirim oleh Yik Huang Shang Ti (Raja Surga). Dewa itu juga sering dikenal dengan sebutan Dewa Tungku, yang ditugaskan untuk mengawasi segala tindak tanduk dari setiap rumah dalam menyediakan masakan setiap hari.

Maka setiap akhir tahun tanggal 24 bulan 12 Imlek (atau h-6 tahun baru), Dewa Tungku akan pulang ke surga serta melaporkan tugasnya kepada Raja Surga. Maka untuk menghindarkan hal-hal yang tidak menyenangkan bagi rakyat, timbullah gagasan untuk memberikan hidangan yang menyenangkan atau hal-hal yang dapat membuat Dewa Tungku tidak murka. Sehingga nantinya, jika ia laporan ke Raja Surga, menyampaikan laporan yang baik-baik dari rakyat yang diawasinya.

Bagaimana caranya supaya Dewa Tungku tidak murka, yang menyampaikan laporan baik-baik saja pada Raja Surga? Akhirnya, warga pun mencari bentuk sajian yang manis, yakni kue yang disajikan dalam keranjang. Maka disebutlah kue keranjang, yang sudah mentradisi setiap tahun disajikan untuk merayakan tahun baru Imlek.

Dalam menyajikan kue untuk Dewa Tungku, kue keranjang yang manis tersebut, juga ditentukan bentuknya yakni harus bulat. Hal ini bermakna, keluarga yang merayakan Imlek tersebut dapat berkumpul (minimal) satu tahun sekali, serta tetap menjadi keluarga yang bersatu, rukun, bulat tekad dalam menghadapi tahun baru yang akan datang. Tradisi ini pun dibawa terus secara turun temurun, sampai sekarang ini.

Kini, kue keranjang tersebut sudah mulai banyak di pasar, dengan ukuran yang kecil sampai yang besar. Dalam kepercayaan, kue tersebut juga disajikan di depan altar, atau di dekat tempat sembahyang di rumah. Semua ini, disajikan dalam rangka menyambut tahun baru Imlek, yang sekarang ini hanya tinggal beberapa hari lagi. Maka sudah seharusnya, kue keranjang tersebut sudah disajikan, agar Dewa Tungku tidak murka.

Ternyata tradisi kue keranjang ini juga tidak hanya oleh warga Tionghoa merayakan Imlek, hari raya Idul Fitri pun ada umat Islam yang menyuguhkan kue keranjang, yang sudah memasyarakat itu. Artinya, kue tersebut sudah menjadi milik masyarakat luas, yang sudah tidak asing lagi.

Bentuk-bentuknya juga bermacam-macam, dari yang kecil sampai yang besar, namun rasanya yang khas, menjadikan kue keranjang diminati oleh banyak orang. Tak hanya itu, kue keranjang juga dikenal cukup awet dan tahan beberapa hari. Sehingga, dapat disajikan kapan saja. Bahkan, setelah Imlek pun juga masih dapat disajikan.


Sumber : http://gugling.com
Temukan hadiah yang unik dan menarik untuk orang-orang terkasih dalam daftar Hadiah Imlek Anda.

Tuesday, January 18, 2011

Pantangan di Tahun Baru Cina


Menjelang perayaan imlek tepat tanggal 3 februari nanti sebagian besar masyarakat keturunan tionghoa mulai mempersiapkan segala keperluannya. Namun di dalam budaya masyarakat Tionghoa khususnya di hari perayaan Tahun Baru Cina ada banyak hal yang menjadi pantangan untuk tidak dilakukan. Berikut adalah beberapa hal yang boleh dan yang tidak boleh dilakukan, yakni :
  1. Bicara yang Baik dan Sopan. Selama masa perayaan Tahun Baru Anda dilarang bicara tentang kematian dan bercerita tentang hantu. Kedua subjek di atas dianggap membawa sial.
  2. Jangan Bersih-bersih. Anda punya alasan jika rumah anda begitu kotor karena adalah pantangan untuk menyapu rumah di hari Tahun Baru karena bisa disamakan dengan menyapu keluar keberuntungan anda sekeluarga.
  3. Bersih-bersih di Malam Tahun Baru. Menyambung poin nomor 2, rumah harus sudah dibersihkan pada malam Tahun Baru sehingga anda tidak perlu bersih-bersih pada hari perayaan.
  4. Jangan Beli Buku. Membeli buku pada hari perayaan membawa nasib buruk. Kenapa? Dalam dialek Cantonese membeli buku sama dengan "kerugian".
  5. Jangan Beli Sepatu Baru. Membeli sepatu juga bukan ide baik. Dalam bahasa Cantonese itu berarti "kesulitan".
  6. Pinjam Meminjam. Jika Anda punya hutang ini adalah waktu yang tepat untuk bayar hutang atau anda akan berhutang sepanjang tahun.Teman Anda perlu uang? Karena hal yang sama berlaku, pinjamkan maka anda akan punya piutang sepanjang tahun.
  7. Simpan Gunting dan Pisau. Simpan semua pisau dan gunting karena dikatakan mereka akan memotong keberuntungan.
  8. Paint the Town Red. Pakaian yang berwarna-warni membawa keberuntungan baik, khususnya warna merah.
  9. Sekantung kembang gula. Bagikan kembang gula agar membawa hal-hal yang manis sepanjang tahun.
  10. Datangkan Udara Segar. Bukan pintu dan jendela agar udara segar Tahun Baru memenuhi rumah Anda. Beberapa masyarakat melakukan ritual membuka pintu dan jendela di malam pergantian tahun.


Sumber : http://www.wikimu.com
Temukan hadiah yang unik dan menarik untuk orang-orang terkasih dalam daftar Hadiah Imlek Anda.

Imlek, Kebudayaan Cina di Indonesia


Sudah sepuluh kali terakhir ini kalau tidak salah Tahun Baru Imlek alias Tahun Baru Cina dijadikan sebagai bagian dari hari libur Nasional Republik Indonesia. Era KH Abdurrachman Wahid merupakan penyegaran dan cahaya baru khususnya bagi etnis Tionghoa yang ada di Indonesia, setelah lebih dari 30 tahun tidak diperbolehkan menunjukkan jatidirinya sebagai suatu suku bangsa. Masih segar dalam ingatan, sebelum tahun 1998, apa saja yang berbau Cina dianggap tidak nasionalis, tidak patriotik, dan dalam banyak hal dikait-kaitkan dengan komunisme di RRC. Hal ini berlangsung ketika hubungan Indonesia dengan Cina terputus pada tahun 1966 dan baru mengalami perbaikan pada tahun 1989.

Pelarangan atas segala macam hal berbau Cina berlangsung dalam banyak cara. Seperti keharusan mengganti nama dari nama Cina ke nama Indonesia atau nama Cina yang diindonesiakan, pelarangan agama Konghuchu sehingga etnis Tionghoa harus memilih salah satu dari lima agama yang diakui di Indonesia, penutupan sekolah-sekolah berbahasa Cina sampai dilarangnya penggunaan bahasa Cina secara meluas diseluruh Indonesia, serta perlakuan-perlakuan diskriminatif lainnya seperti dipersulitnya mereka memasuki ranah politik, militer dan bahkan hingga masalah kewarganegaraan dimana untuk mengurus KTP saja harus menunjukkan surat bukti kewarganegaraan Indonesia (yang seharusnya tidak perlu, karena mereka yang kelahiran Indonesia secara otomatis adalah WNI). Warna Cina hanya nampak pada klenteng-klenteng yang pada masa Orde Baru sangat terbatas kegiatannya. Kendati Feng Shui (atau bahasa selatannya Hong Shui)

Tapi dengan terbukanya klep ketertutupan ini pasca 1998, perlahan kebudayaan Cina mulai kembali menunjukkan jati dirinya ditengah masyarakat Indonesia. Bahkan pada awal tahun 2000-an salah satu televisi swasta terkemuka ditanah air mulai menayangkan berita berbahasa Mandarin setiap hari dengan durasi setengah jam dan berlangsung hingga kini. Aneka macam budaya Cina-pun mulai kembali ditekuni seperti makin maraknya grup Barongsai yang anggotanya bukan hanya dari etnis Tionghoa, melainkan juga dari kalangan pribumi tanpa memandang asal usul dan agamanya (pendek kata kesenian Barongsai sudah menjadi milik bersama), Wushu, Kungfu dan kursus bahasa Mandarin.

Kebangkitan Budaya Minoritas
Belakangan kian banyak keturunan Cina Indonesia yang dengan terbuka menyebut dirinya sebagai etnis Tionghoa. Kendati sebenarnya mereka berasal dari suku Hokkien, Hokchia, Teochew, Hakka (Ge), Kanton, Mandarin dan sebagainya, namun di Indonesia mereka dianggap satu sebagai etnis Cina alias Tionghoa. Kesadaran ini muncul seperti dengan keterbukaan mereka menyebut diri sebagai umat Tri Dharma (khususnya Konghuchu) dan mengganti agama dalam KTP mereka dengan Konghuchu.
Segala sesuatu yang berbau Cina kini sudah menjadi kelaziman, kendati huruf Cina hanya muncul sporadis tidak seperti di Malaysia atau Singapura.

Tentunya budaya Cina di Indonesia ini akan berbeda dengan yang ada di Malaysia, karena secara sejarah dan sosio-politik keduanya sudah terpecah dan identitas keindonesiaan dikalangan etnis Tionghoa inipun bervariasi pada setiap individunya. Tapi, yang bisa diambil sebagai garis besar, etnis Cina Indonesia dalam banyak hal bisa jauh lebih nasionalis dibanding dengan orang pribumi Indonesia sendiri. Banyak kisah yang menyebutkan bahwa orang Cina Indonesia dimancanegara mengidentifikasi dirinya sebagai orang Indonesia. Bangsa Indonesia bersuku Tionghoa.

Saya bangga dengan kemajemukan, kendati mengalami proses asimilasi (baik asimilasi parsial atau total) tentunya setiap minoritas berhak mempertahankan meski sebagian dari budaya leluhurnya. Revitalisasi budaya seperti budaya Cina ini tidak perlu ditakuti, karena toh mereka sudah menyatakan dan merasa memiliki Indonesia ini sebagai tanah tumpah darah mereka, bukan Chungkuo atau Tiongkok yang merupakan tanah asal leluhur mereka.



Sumber :
http://sosbud.kompasiana.com
Temukan hadiah yang unik dan menarik untuk orang-orang terkasih dalam daftar Hadiah Imlek Anda.


Wow Meriahnya Imlek Fair 2011 di Sumut


Bagi Anda yang sedang sibuk mempersiapkan kebutuhan untuk perayaan Imlek, jangan lupa hadiri Imlek Fair 2011 yang diselenggarakan pada 15-23 Januari 2011 di CBD (Central Business District) di Jalan Padang Golf Polonia Medan-Sumatera Utara. Dalam rangka menyambut tahun baru Cina, acara ini memamerkan beberapa stan dengan beragam produk dari dunia usaha dengan menampilkan budaya seni, aneka menu makanan dan hiburan bagi masyarakat Sumut terutama kota Medan.

“Bagi suku bangsa China, perayaan menyambut tahun baru Imlek layak dirayakan, di antaranya dengan pertunjukan budaya dan prosesi ritual keagamaan memaknai datangnya tahun baru dengan harapan dan semangat baru untuk dapat mencapai kehidupan lebih baik dari tahun sebelumnya. Dari hal ini, Imlek Fair, mulai digelar sejak tahun 2004 khususnya di Kota Medan, merupakan pameran multi usaha terbesar 2011 mendatang,” kata Project Director Imlek Fair (IF) 2011, Albert Kang didampingi Public Relation IF 2011 Darwinsyah Purba, kepada Sumut Online hari ini.

Albert Kang mengatakan dan promosi perdagangan Sumut khususnya kota Medan dipadu dengan pertunjukan hiburan multi etnis Indonesia. Disinilah, keunikan acara Imlek Fair di mana berbagai macam suku bangsa dan agama dapat berbaur sehingga kerukunan umat beragama di Sumut terutama di Kota Medan selalu terjaga dengan baik,” paparnya.

Imlek Fair merupakan ajang promosi sepektakuler yang akan memamerkan multi usaha di mana CBD Polonia memiliki areal seluas 40 hektar sehingga lahan parkir dan untuk lahan stand sangat cukup memadahi untuk menampung pengunjung dalam jumlah yang lebih besar dari tahun sebelumnya.

Menurut Ketua Walubi Sumut, Indra Wahidin menanggapi bahwa Imlek merupakan kegiatan tahunan yang dirayakan etnis Thionghoa digelar dalam menyambut Gong Xi Fat Chai 2562 yang sudah menjadi rutinitas setiap tahun. Pada tahun 2011 kali ini imlek memiliki nilai filosofi tahun Kelinci yakni tahun persahabatan dan kedamaian Bagi suku bangsa China, perayaan menyambut tahun baru Imlek layak dirayakan, diantaranya dengan pertunjukan budaya dan prosesi ritual keagamaan memaknai datangnya tahun baru dengan harapan dan semangat baru untuk dapat mencapai kehidupan lebih baik dari tahun sebelumnya.

“Walubi sangat mendukung kegiatan Imlek Fair setiap tahunnya karena selain ajang promosi berbagai dunia usaha dan kebudayaaan di mana kegiatan ini dapat menyatukan multi etnis di kota Medan,” tegasnya.

Dia menambahkan, bagi suku bangsa Thionghoa sendiri perayaan penyambutan tahun baru Imlek layak dirayakan bagi masyarakat kota Medan karena acara ini bukan milik masyarakat Thionghoa tetapi sudah menjadi bagian dari bangsa Indonesia secara keseluruhan. (Winsyah Purba)



Sumber :
http://www.sumutonline.com

Temukan hadiah yang unik dan menarik untuk orang-orang terkasih dalam daftar Hadiah Imlek Anda.


Kelinci Emas di Tahun Baru Cina 2011


Dalam perhitungan kalender masehi kini kita telah memasuki tahun 2011, dan pada tanggal 3 februari nanti berdasarkan kalender cina kita akan memasuki Tahun baru cina, yang pada tahun 2011 ini berarti kita akan memasuki tahun kelinci yang mempunyai unsur emas. Jika tahun 2010 lalu masuk dalam shio macan logam yang melambangkan kekuasaan, hawa nafsu dan keperkasaan. Shio macan memegang kendali kekaguman dan kehormatan dari segala penjuru.

Shio Kelinci Emas, Menurut kepercayaan Tionghoa, orang yang mempunyai shio kelinci adalah orang yang pendiam, pemalu, retrospektif, dan bertenggang rasa, keanggunan, sopan-santun, nasihat baik, kebaikan dan kepekaan terhadap segala bentuk keindahan.


Kelinci dalam mitologi Cina (Fengshui) adalah lambang umur panjang dan dikatakan sebagai turunan Bulan, maka tidak mengherankan bila orang yang lahir pada tahun Kelinci tergolong paling beruntung di antara kedua belas shio lainnya.


Shio Kelinci - 2011, 1999, 1987, 1975, 1963, 1951, 1939, 1927, 1915, 1903

So, mari persiapkan diri kita tuk memasuki tahun baru dengan shio kelinci emas ini.



Sumber :
http://sarimingeek.com
Shio illustration : http://marimerupa.blogspot.com

Temukan hadiah yang unik dan menarik untuk orang-orang terkasih dalam daftar Hadiah Imlek Anda.

Persiapan Perayaan Tahun Baru Cina

Takkan lama lagi kita akan menyambut Imlek dan sudah menjadi kebiasaan pada umumnya persiapan untuk menyambut perayaan tersebut dilakukan sebulan lebih awal (seperti juga sambutan Hari Natal) seperti pembelian hadiah, dekorasi, makanan dan pakaian. Rumah juga turut dibersihkan beberapa hari sebelum perayaan disambut sebagai simbolik membuang segala ‘nasib malang’ dan pintu serta bingkai tingkap dicat dengan warna merah. Keratan kertas dan madah yang bertemakan kegembiraan, kekayaan dan kesejahteraan turut dihias di pintu-pintu dan tingkap-tingkap di rumah.

Malam menjelang sambutan Tahun Baru Cina merupakan saat yang dinanti-nantikan. Hidangan yang istimewa seperti udang (lambang kehidupan dan kegembiraan), tiram kering (juga dikenali sebagai ho xi yang melambangkan perkara baik), salad ikan mentah (juga dikenali sebagai yu sheng yang melambangkan nasib baik dan kemasyhuran) dan sebagainya menjadi santapan utama. Pada tengah malam, langit akan diterangi dengan cahaya dari kembang api dan mercon/petasan yang dibakar sebagai menghormati tradisi turun-temurun.


Setibanya Hari Tahun Baru Cina pula, tradisi lama yang dikenali sebagai Hong Bao (yang bermaksud peket merah) diamalkan. Di Malaysia, amalan ini lebih dikenali sebagai pemberian ang pau. Ang pau diberikan oleh pasangan yang telah menikah kepada orang dewasa yang belum menikah dan anak-anak di dalam sampul yang berwarna merah. Pesta Lantern pula disambut sebagai tanda berakhirnya Tahun Baru Cina. Walaupun terdapat banyak sambutan dalam Tahun Baru Cina, namun pesan perayaan tersebut adalah sama yakni keamanan dan kegembiraan buat kaum keluarga dan sahabat handai.


So bagaimana dengan Anda ? sudahkan mempersiapkan segala keperluan untuk imlek tahun ini ?




Sumber :
http://www.schoolnet.my
Temukan hadiah yang unik dan menarik untuk orang-orang terkasih dalam daftar Hadiah Imlek Anda.

Tuesday, January 4, 2011

Perayaan Tahun Baru Cina Syarat Dengan Tradisi Khas Budaya Cina


Bagi Anda yang rindu dan penasaran dengan eloknya tradisi kebudayaan masyarakat di negeri Cina tak perlu jauh-jauh terbang ke Tiongkok. Pasalnya euforia perayaan Tahun Baru Cina tak ubahnya seperti etalase kebudayaan China. Bisa dilihat selama Sin Cia, atraksi barongsai dan liong yang menawan bakal dengan mudah dijumpai. Mulai di mal sampai di kampung, atraksi seni tersebut laris manis ditanggap. ”Selama perayaan tahun baru Imlek, kelompok barongsai saya memang pentas jauh lebih banyak dari biasanya. Bisa sampai lebih dari 20 kali,” ujar rohaniawan Konghucu yang juga pemimpin Kelompok Barongsai Tripusaka Solo, Adji Chandra.

Nah, itu kalau keseniannya. Bagi yang gemar berburu baju-baju model terbaru sebagai koleksi, model pakaian modifikasi mode China atau mode China asli tentu begitu mendominasi etalase-etalase butik maupun mal. Tinggal pilih, mana yang sesuai dengan ukuran badan dan sesuai dengan kantong Anda.

Aneka kuliner
Bagi pecinta kuliner juga sama saja. Sebab, aneka kuliner lebih tumpah ruah dalam perayaan tahun baru tersebut. Sehinga tak hanya dapat menikmati bakso dan bakmi saja. Mulai dari sapo tahu, kwetiau, i fu mi, nasi hainan, nasi tim ayam sampai sup rajungan yang berpadu asparagus komplet dapat dijumpai dalam sejumlah bazar makan yang umumnya digelar pada rangkaian perayaan tersebut. ”Termasuk kudapan asli dari China sendiri juga tersedia lebih banyak,” ujar pemilik Toko Sinar di Pasar Gede, Gian Setyadi.

Menurut Gian, kudapan semacam manisan jeruk ponkam, biskuit buah aneka rasa, kwaci China sampai permen-permen rasa buah khas China dengan bungkus yang berwarna-warni yang menarik tersedia komplet di tokonya selama perayaan Tahun baru Imlek. Semuanya juga impor langsung dari China. ”Namun harganya tetap murah. Untuk permen saja rata-rata Cuma Rp 17.000-an per bungkus. Isi satu bungkusnya 50 biji,” tutur Gian.

Untuk yang ingin menyaksikan beragam ritual menyambut Sin Cia, hiruk pikuk aktivitas sembahyang di klenteng maupun vihara juga bisa dilihat lebih sering ketimbang biasanya. ”Klenteng terbuka untuk siapa saja, termasuk bagi yang ingin mencari peruntungan atau pengobatan lewat Ciam Si,” begitu kata Ketua Klenteng Ann Poo Kiong Coyudan, Maryono.

Keunikan-keunikan lainnya jika dicermati tentu banyak yang menarik. Bisa dilihat bagaimana orang keturunan China saling memberi salam, bertegur sapa bahkan kebiasaan di meja makan. Tentunya bagi yang belum tahu, itu sangat berguna untuk memperkaya khazanah pengetahuan kebudayaan.




Sumber : http://www.solopos.com
Temukan hadiah yang unik dan menarik untuk orang-orang terkasih dalam daftar Hadiah Imlek Anda.

Aneka Makanan & Kue Cina Imlek

Wah sebentar lagi Imlek kan datang loch, yuk kita siapkan makanan dan kue cina imlek sebagai sajian lezat perayaan Tahun Baru Cina nanti. Makanan Sincia di Indonesia sangat unik dan berbeda jauh dari negeri asalnya, berbeda juga dengan negeri lain semisal Malaysia, Singapore, Thailand, Vietnam, dsb. Kalau lebih spesifik lagi, bahkan tiap daerah akan berbeda pula, baik nama, cara masak, gaya dan rasanya.

Sajian dan rangkaian makanan Sincia yang berhasil saya cari dan dapatkan sedikit referensi adalah seperti di bawah ini. Contoh menu meja sajian Sembahyang Imlek:

Sajian Utama :
  • Ca Rebung Iris Kasar (di dalamnya kadang disertakan juhi, haisom, abalone dan taoco)
  • Ca Rebung Iris Halus (bersama kepiting, udang, atau hisit)
  • Daging masak kecap (biasanya digunakan daging babi)
  • Sosis daging masak kecap
  • Masakan dari kaki
  • Masakan dari paru
  • Masakan dari lambung
  • Sate daging
  • Ayam O (dimasak bersama taoco dan facai)
  • Opor Ayam
  • Sambel Goreng (ampla, hati ayam, dan petai)
  • Mi Goreng

Kue-kue wajib di meja sajian :

  • Kue Keranjang (disusun 3, 4, atau 5 buah dihias dengan kertas minyak warna merah)
  • Kue Moho (bisa diganti dengan Kue Mangkok, biasanya dicari yang berwarna merah jambu atau merah). salah satunya diletakkan di atas susunan kue keranjang.
  • Kue Ku warna merah
  • Kue Lapis
  • Wajik (warna merah atau cokelat gula merah)
  • Kue Nagasari
  • Kue Bugis
  • Kue Lemper (dibungkus seperti burung)
  • Madu Mongso
  • Bongko Cunduk, Bongko Meniran, atau Bongko Kopyor
  • Coro Bikang
  • Ketan Tetal (ketan warna biru disajikan dengan sambal ebi)

Manisan wajib :

  • Tangkue
  • Angco (kurma merah, bisa diganti dengan manisan ceremai warna merah. Biasanya manisan ini disajikan dalam piring-piring kecil atau ditusuk-tusuk seperti sate. Ditata di atas meja khusus bernama cenap. Biasanya tiap tusuk mewakili satu leluhur.)
  • Buah-buahan wajib :
  • Pisang Raja atau Pisang Mas 1 sisir
  • Tebu
  • Srikaya
  • Jeruk Bali, sebagai lambang persatuan (masih lengkap dengan tangkai dan daunnya)
  • Delima merah
  • Nanas
  • Lengkeng
  • Jeruk Lokam
  • Belimbing
Biasanya buah-buahan ini dihiasi atau dibungkus dengan kertas minyak warna merah.



Sumber : http://community.kompas.com
Temukan hadiah yang unik dan menarik untuk orang-orang terkasih dalam daftar Hadiah Imlek Anda.

Tahun Baru Cina Bukan Hari Raya Agama

Sebentar lagi masyarakat keturunan Tionghoa merayakan Hari Raya Imlek. Imlek adalah hari raya tahun baru cina berdasarkan penanggalan Imlek yang dirayakan setiap tanggal 1 bulan pertama kalender Imlek. Maka perayaan Imlek disebut Sin Cia (tahun baru).

Kalender Imlek adalah penanggalan yang menganut perhitungan berdasarkan peredaran bulan (lunar calendar). Tidak seperti kalender masehi (kalender Gregorian) yang berdasarkan peredaran matahari (solar calendar).

Perayaan Imlek juga disebut Chun Cie (pesta musim semi). Hal itu erat kaitannya dengan keadaan musim di Tiongkok, di mana penduduk mengalami perubahan dari musim dingin yang suram dan dingin menjadi musim semi yang cerah dan sejuk, serta penuh dengan kehidupan baru dari flora dan fauna. Maka kedatangan musim semi sangat disyukuri dan dirasakan patut dirayakan dengan penuh sukacita.

Pada Hari Raya Imlek, wihara dan kelenteng penuh sesak oleh orang-orang yang datang untuk sembahyang. Oleh sebab itu, banyak orang yang bukan etnis Tionghoa dan bukan beragama Buddha mengira Imlek adalah hari raya agama Buddha sebab wihara adalah tempat beribadat umat Buddha.

Imlek bukan hari raya agama Buddha. Hari raya agama Buddha adalah Tri Suci Waisak yang memperingati tiga peristiwa penting, yaitu hari lahir Pangeran Sidharta Gautama, hari Pangeran Sidharta Gautama menjadi Buddha dengan dicapainya penerangan sempurna, dan hari wafatnya Sang Buddha dan masuk Pari Nirwana.

Imlek juga bukan hari raya agama Konghucu. Hari raya agama Konghucu adalah hari lahir Nabi Konghucu, hari wafatnya Nabi Konghucu dan Hari Genta Rohani (Hari Nabi Konghucu meninggalkan jabatan pemerintah dan mengembara ke dalam dunia spiritual).

Hari Raya Imlek adalah pesta rakyat yang paling utama dalam almanak Tionghoa, yang dirayakan dari tanggal satu bulan satu Imlek sampai dengan tanggal 15 bulan satu Imlek (Cap Go Me), selama 15 hari.

Etnis Tionghoa merayakan Imlek di wihara dan kelenteng bukan hanya menyembah Buddha, tetapi juga untuk menyembah dewa-dewa dan orang suci untuk menyatakan rasa syukur, berterima kasih, serta memohon perlindungan dan kebaikan bagi keluarganya di tahun-tahun yang akan datang.

Sejak ribuan tahun lalu, di negeri Tiongkok banyak orang sekaligus menganut tiga agama, Buddha, Tao, dan Konghucu, sehingga dapat disebut sebagai agama Sam Kao atau Tri Dharma. Ciri agama orang Tionghoa sampai sekarang masih banyak yang bercorak agama majemuk. Dalam hal kepercayaan, orang Tionghoa umumnya tidak mutlak percaya pada satu agama, melainkan mengambil unsur-unsur tertentu dari berbagai agama masing-masing. Banyak etnis Tionghoa di Indonesia yang juga menyembah dewa-dewa majemuk.

Prof Kong Yuanzhi, Guru Besar Bahasa dan Kebudayaan Indonesia, Fakultas Studi Ketimuran (Oriental Studies), Universitas Peking, dalam bukunya Silang Budaya Tiongkok Indonesia, menyatakan, di Jakarta selama 1650 - 1975, berturut-turut telah dibangun 72 wihara dan kelenteng. Dewa-dewa dan orang suci yang dipajang di dalam 72 wihara dan kelenteng itu seluruhnya berjumlah 115 macam.

Jadi, di wihara atau kelenteng tidak hanya ada patung Buddha, tetapi juga banyak patung lainnya. Antara lain Kwan Im, Kwan Kong, Konghucu, Toa Pekong, Dewi Langit, Dewi Samudra, Dewa Tanah, dan Delapan Dewa.

Sebagai contoh, di Wihara Boen Bio (Kelenteng BOEN TJHIANG SOE) yang dibangun sekitar 1906 di Jalan Kapasan Dalam, Surabaya, dipajang patung-patung: Bodhisatwa Kwan Im, Bodhisatwa Ksitigarbha, Zhao Gongming, Kwan Kong, Dewa Tanah, Dewi Tian Hou, dan lain-lain.


Setara dengan Thanksgiving Day

Perayaan Imlek mempunyai makna pengucapan syukur atas berkat dan kelimpahan yang sudah diterima pada tahun yang baru lalu dan permohonan berkat dan pertolongan baik dari Thian (Tuhan), dewa-dewa, maupun leluhur pada tahun yang akan datang.


Di Amerika Serikat diselenggarakan pesta rakyat "Thanksgiving Day" yang dirayakan pada hari Kamis kedua bulan November. "Thanksgiving Day" bermula dari tradisi pesta panen masyarakat pertanian yang sudah dirayakan sejak masa kejayaan Yunani dan Romawi. "Thanksgiving" dirayakan sebagai tanda terima kasih pada Tuhan atas keberhasilan panen pada musim itu.

Di Amerika Serikat sejak 1863, "Thanksgiving Day" ditetapkan sebagai Hari Raya Nasional. "Thanksgiving Day" menjadi pesta rakyat yang tidak terkait dengan suatu agama, sehingga segenap warga negara Amerika Serikat merayakannya dengan sepenuh hati.

Seperti halnya "Thanksgiving Day" Imlek juga bukan hari raya keagamaan. Imlek adalah pesta rakyat yang dirayakan secara tradisional oleh etnis Tionghoa dari segala macam agama di seluruh dunia. Dan mereka merayakannya dengan penuh suka cita dan mengucap syukur sesuai dengan ajaran agama masing-masing.



Sumber : http://luxsman.blogspot.com
Temukan hadiah yang unik dan menarik untuk orang-orang terkasih dalam daftar Hadiah Imlek Anda.

Budaya Tahun Baru Cina di Indonesia

Hampir 12 (dua belas) kali sudah kalau tidak salah perayaan Tahun Baru Imlek alias Tahun Baru Cina dijadikan sebagai bagian dari hari libur Nasional Republik Indonesia. Era KH Abdurrachman Wahid merupakan penyegaran dan cahaya baru khususnya bagi etnis Tionghoa yang ada di Indonesia, setelah lebih dari 30 tahun tidak diperbolehkan menunjukkan jatidirinya sebagai suatu suku bangsa. Masih segar dalam ingatan, sebelum tahun 1998, apa saja yang berbau Cina dianggap tidak nasionalis, tidak patriotik, dan dalam banyak hal dikait-kaitkan dengan komunisme di RRC. Hal ini berlangsung ketika hubungan Indonesia dengan Cina terputus pada tahun 1966 dan baru mengalami perbaikan pada tahun 1989.

Pelarangan atas segala macam hal berbau Cina berlangsung dalam banyak cara. Seperti keharusan mengganti nama dari nama Cina ke nama Indonesia atau nama Cina yang diindonesiakan, pelarangan agama Konghuchu sehingga etnis Tionghoa harus memilih salah satu dari lima agama yang diakui di Indonesia, penutupan sekolah-sekolah berbahasa Cina sampai dilarangnya penggunaan bahasa Cina secara meluas diseluruh Indonesia, serta perlakuan-perlakuan diskriminatif lainnya seperti dipersulitnya mereka memasuki ranah politik, militer dan bahkan hingga masalah kewarganegaraan dimana untuk mengurus KTP saja harus menunjukkan surat bukti kewarganegaraan Indonesia (yang seharusnya tidak perlu, karena mereka yang kelahiran Indonesia secara otomatis adalah WNI). Warna Cina hanya nampak pada klenteng-klenteng yang pada masa Orde Baru sangat terbatas kegiatannya. Kendati Feng Shui (atau bahasa selatannya Hong Shui). Tapi dengan terbukanya klep ketertutupan ini pasca 1998, perlahan kebudayaan Cina mulai kembali menunjukkan jatidirinya ditengah masyarakat Indonesia. Bahkan pada awal tahun 2000-an salah satu televisi swasta terkemuka ditanah air mulai menayangkan berita berbahasa Mandarin setiap hari dengan durasi setengah jam dan berlangsung hingga kini. Aneka macam budaya Cina-pun mulai kembali ditekuni seperti makin maraknya grup Barongsai yang anggotanya bukan hanya dari etnis Tionghoa, melainkan juga dari kalangan pribumi tanpa memandang asal usul dan agamanya (pendek kata kesenian Barongsai sudah menjadi milik bersama), Wushu, Kungfu dan kursus bahasa Mandarin.

Kebangkitan Budaya Minoritas
Belakangan kian banyak keturunan Cina Indonesia yang dengan terbuka menyebut dirinya sebagai etnis Tionghoa. Kendati sebenarnya mereka berasal dari suku Hokkien, Hokchia, Teochew, Hakka (Ge), Kanton, Mandarin dan sebagainya, namun di Indonesia mereka dianggap satu sebagai etnis Cina alias Tionghoa (atau kalau di Metrotv disebut Chaina.. sebunyi dengan Caina bahasa Sunda yang artinya ‘airnya’). Kesadaran ini muncul seperti dengan keterbukaan mereka menyebut diri sebagai umat Tri Dharma (khususnya Konghuchu) dan mengganti agama dalam KTP mereka dengan Konghuchu. Segala sesuatu yang berbau Cina kini sudah menjadi kelaziman, kendati huruf Cina hanya muncul sporadis tidak seperti di Malaysia atau Singapura. Kesadaran ini mirip dengan kebangkitan suku Cornish di Inggris Barat Daya (daerah Penzance) yang berusaha membangkitkan kembali Bahasa Cornish setelah dua abad menghilang dan mulai membuahkan hasil dengan diakuinya bahasa Cornish sebagai bahasa daerah di Inggris Raya.

Tentunya budaya Cina di Indonesia ini akan berbeda dengan yang ada di Malaysia, karena secara sejarah dan sosio-politik keduanya sudah terpecah dan identitas keindonesiaan dikalangan etnis Tionghoa inipun bervariasi pada setiap individunya.Tapi, yang bisa diambil sebagai garis besar, etnis Cina Indonesia dalam banyak hal bisa jauh lebih nasionalis dibanding dengan orang pribumi Indonesia sendiri. Banyak kisah yang menyebutkan bahwa orang Cina Indonesia di mancanegara mengidentifikasi dirinya sebagai orang Indonesia. Bangsa Indonesia bersuku Tionghoa.Pada Tahun kelinci ini, mudah-mudahan terjadi perubahan berarti. Apalagi dengan semakin diakuinya aneka budaya khas Tionghoa diberbagai segi hidup masyarakat Indonesia, diharapkan akan membentuk suatu harmonisasi yang luar biasa, pembauran yang hakiki, bukan pembauran semu seperti yang terjadi selama era sebelumnya. Meski stereotype dan diskriminasi masih ada.Dalam contoh kecil ditempat saya kuliah, saya bisa melihat betapa mahasiswa pribumi dan mahasiswa keturunan Cina bisa membaur dengan gayengnya. Tidak ada pengkotak-kotakan pergaulan berdasarkan ras dengan menggunakan bahasa persatuan yang sama dan tentunya visi perkawanan yang sebangun. Budaya minoritas (berlaku juga pada budaya-budaya daerah) bukan ancaman bagi persatuan bangsa, sepanjang bisa diatur dengan sebaik-baiknya dan tetap pada koridor sebagai pemerkaya budaya bangsa Indonesia.

Saya bangga dengan kemajemukan, kendati mengalami proses asimilasi (baik asimilasi parsial atau total) tentunya setiap minoritas berhak mempertahankan meski sebagian dari budaya leluhurnya. Revitalisasi budaya seperti budaya Cina ini tidak perlu ditakuti, karena toh mereka sudah menyatakan dan merasa memiliki Indonesia ini sebagai tanah tumpah darah mereka, bukan Chungkuo atau Tiongkok yang merupakan tanah asal leluhur mereka.



Sumber : forum-pembaca-kompas@yahoogroups.com
Temukan hadiah yang unik dan menarik untuk orang-orang terkasih dalam daftar Hadiah Imlek Anda.

Trend Fashion di Tahun Baru China


Perayaan Tahun baru china tak kan lama, segala hidangan dan ornamen dengan tema imlek pun mulai ramai dimana-mana. Lalu bagaimana dengan persiapan rancangan busana tradisional China menghadapi tahun barunya?

Selama bertahun-tahun, cita rasa rancangan tradisional China sudah mempengaruhi fashion dunia. Kerah yang khas, potongan ketat, sampai bahan berkilat dilengkapi dengan motif hiasan cerah.Desainer fashion asal China pun sudah makin menggenggam dunia, yang terutama dikawal oleh nama besar Vivien Tam asal Guangzhou. Di dalam acara China Fashion Week, mereka menjulangkan nama perancang lokal hingga diakui dunia, seperti Liang Zhi, dan Gioia Pan.

Menariknya, para perancang China seperti kembali mengenalkan garis-garis tradisional negeri yang dulu dikenal sebagai Tirai Bambu ini. Dengan pengaruh pertumbuhan ekonomi yang semakin diakui dunia, rasanya selera masyarakat China pun makin bisa menggeser taste berpakaian dunia.Dalam suasana Chinese New Year ini, Cantik Selamanya memperkenalkan kembali tentang tiga jenis baju tradisional China yang biasa dikenakan masyarakat di sana kala merayakan Tahun Baru Musim Semi:


Pien-Fu

Jenis pakaian yang indah ini banyak dikenakan oleh berbagai karakter dalam film-film klasik China, salah satunya dalam salah satu scene di "House of Flying Daggers" [2004].

Pien-fu sebetulnya adalah pakaian yang biasa dipergunakan untuk berbagai perayaan, terdiri dari terusan memanjang hingga ke tumit seluruhnya merupakan hasil pintalan sambung. Jika melihat hasil akhirnya yang seolah merupakan jahitan beberapa pakaian, padahal hasil pemintalan yang dikerjakan sekaligus, bisa dibayangkan betapa rumit proses pembuatannya.

Sebagai aksen, dapat dikenakan sehelai rok tambahan. Sebetulnya, pengenal utama untuk pien-fu adalah pada mahkota silinder yang menjadi elemen pembeda dengan seragam "Qi Pao" ala China yang lebih "modern" [lihat gambar baju berwarna merah di pojok kiri atas di bagian awal artikel ini]. Semakin rumit proses pengerjaan kainnya, yang terlihat dari motif dan alur sulaman, makin tinggi derajat penggunanya.

Sekarang, orang sudah tidak lagi mempergunakan Pien-Fu karena dianggap tak praktis. Namun Pien-Fu tetap menjadi inpsirasi fashion karena kesan kuat tradisional China nan anggun yang ditampilkannya.


Chang Pao

Dalam dialek China juga dikenal sebagai "qípáo" [旗袍] atau "qípáor" [旗袍儿]. Seperti Pien-Fu, Chang Pao merupakan baju terusan yang jatuh hingga ke tumit sering disebut sebagai gaun panjang. Dengan sedikit variasi corak warna dan jenis bahan, membuat rancangan ala Chang Pao bisa dipakai untuk tujuan formal, pesta, atau keperluan sehari-hari.

Chang Pao kadang dimaknai dengan semangat nasionalisme karena masih dipergunakan masyarakat awam kala terjadi pergolakkan melawan pengaruh asing di awal abad 20. Konon, di awal era Dinati Qing [pertengahan 1600-an], pernah ada peraturan bahwa siapapun yang tak menggunakan rancangan ini akan dihukum mati.

Sifat bebasnya yang menjadi penyebab mengapa gaya Chang Pao masih dipergunakan untuk rancangan pakaian resmi bergaya China hingga sekarang. Menurut sejarah, Chang Pao kemudian mengalami evolusi dan digantikan oleh rancangan "Zhongshan", yang antara lain kerap dipakai oleh Dr. Sun Yat Sen di awal 1900-an. Pergeseran desain tersebut antara lain yang menandakan ide keterbukaan China akan budaya luar, terutama untuk masalah pendidikan.

Zaman sekarang orang sering menyebut Chang Pao sebagai Cheongsam. Style ini memberikan kesan potongan ala China yang bisa dibuat sangat modern, hingga bisa dipadupadankan dengan celana jins.


Shen Yi

Shen-Yi [深衣] adalah jenis terakhir yang biasa dipergunakan dalam perayaan Tahun Baru China tradisional. Sebetulnya, Shen-Yi adalah perpaduan dari Pien-Fu dan Chang-Pao yaitu dari atasan panjang yang dijahit dengan rok. Jahitan inilah yang membedakan Shen-Yi dan style sebelumnya. Shen-Yi sendiri lahir pada periode yang kurang lebih bersamaan dengan Chang-Pao, menggambarkan bahwa China di suatu saat pernah mengalami pergerakan budaya secara pesat seperti sekarang.

Umumnya Shen-Yi memiliki tiga lapisan. Lapisan paling bawah adalah yang berupa seperti t-shirt dan langsung ditutupi oleh bagian pakaian utama. Bagian terluar adalah jaket, yang sebetulnya merupakan pilihan kala menghadapi musim dingin.

Meskipun rumit, Shen-Yi sebetulnya adalah pakaian informal, yang biasa dipadankan dengan sepatu hitam bersol putih. Ornamen pita-pita, akan menambahkan nilai formalitasnya. Warna hitam putih adalah yang menyebabkan Shen-Yi bisa dipakai di suasana paling formal, dikenakan oleh para petinggi negara, kaum cendikia, maupun pemuka agama. Gaya Shen-Yi adalah warisan Suku Han, yang mendominasi masyarakat China.

Fashion China memang indah. Gaya ala Asia Timur yang mereka ciptakan sebelumnya telah mempengaruhi tata berpakaian tradisional di Jepang dan Korea. Konon, Kimono adalah adaptasi gaya Shen-Yi di Jepang. Sekarang gaya tradisional China telah menambah estetika gaya berpakaian seluruh dunia, termasuk bagi masyarakat Indonesia.

Their traditional style is just lovely...



Sumber : http://www.cantikselamanya.com
Temukan hadiah yang unik dan menarik untuk orang-orang terkasih dalam daftar Hadiah Imlek Anda.

Intip Tradisi Tahun Baru China Yukk !

Mendengar kata-kata imlek identik sekali dengan ornament-ornament khas cina seperti lampion serta tradisi memberi ang pau, padahal Tahun Baru China /Imlek atau Sin Cia lebih dari sekedar urusan ang pau. Sin Cia adalah perayaan menyambut musim semi. Tibanya musim semi dirasakan sebagai sesuatu yang membawa kegembiraan, simbol tumbuhnya sesuatu yang baru dan memberikan harapan baru dalam hidup. Itulah mengapa Sin Cia disebut juga sebagai Chun Jie / Spring Festival. Perayaan Sin Cia dimulai pada hari pertama bulan kesatu (zheng yue) berdasar penanggalan tradisional Tionghoa, dan berakhir pada hari ke lima belas (lebih dikenal sebagai Lantern Festival / yuan xiao jie / cap go meh).

Merah adalah warna dominan pada perayaan Sin Cia. Merah identik dengan kebahagiaan, merah juga simbol dari kebaikan hati, kebenaran dan ketulusan hati. Selain itu bunyi karakter “merah” atau “hung” identik dengan karakter “makmur.” Itulah mengapa warna merah menjadi warna kesukaan masyarakat Tionghoa, apalagi pada masa perayaan Sin Cia.

Selain dari itu, menurut legenda, ribuan tahun silam ada makhluk ganas yang disebut sebagai Nien / Nian. Nien selalu datang ke desa-desa setiap hari pertama diawal tahun untuk memangsa hewan peliharaan, hasil panen, bahkan penghuni desa terutama anak-anak. Untuk melindungi diri, penghuni desa menyediakan makanan di depan rumah mereka untuk Nien. Setelah menyantap makanan yang disediakan, Nien akan pergi. Suatu waktu, mereka melihat Nien ketakutan melihat anak kecil berbaju merah.

Sejak saat itulah timbul kebiasaan untuk menggunakan / menempel kertas merah di rumah setiap Sin Cia. Selain itu penghuni desa juga membakar petasan (berwarna merah dan juga mengeluarkan bunyi) untuk menghalau Nien. Sejak saat itu Nien tidak berani datang mengganggu penduduk desa. Akhirnya Nien ditaklukan dan ditangkap oleh Hongjun Laozu (pendeta Daoist) dan dirubah menjadi gunung Hangjun Laozu.



Sumber :
http://properti.kompas.com
Temukan hadiah yang unik dan menarik untuk orang-orang terkasih dalam daftar Hadiah Imlek Anda.

Tradisi 15 Hari Perayaan Tahun Baru China

Tak kan lama lagi kita sama-sama akan menyambut datangnya tahun baru 2011, dan kemudian disambut dengan tahun baru china yang jatuh pada tanggal 3 Februari 2011. Namun dari banyaknya kegiatan yang dilakukan, tahukan Anda bagaimana masyarakat keturunan Tiong Hoa ini merayakannya secara tradisional ? Perayaan Sin Cia berlangsung selama 15 hari, adapun beberapa kegiatan yang dilakukan adalah:

Hari ke-1, sejak tengah malam menjelang Sin Cia, upacara sembahyang menyambut kedatangan dewa-dewi dilakukan. Pintu, jendela dibuka, lampu-lampu dinyalakan. Agar keberuntungan tahun baru masuk dan kehidupan terang sepanjang tahun. Upacara menyambut tahun baru juga banyak dilakukan di rumah-rumah ibadah. Hari ini, pakaian baru dikenakan, yang lebih muda mencari yang lebih tua di keluarga dan mengucapkan “Xin Nian Kuai Le (Mandarin) / Sin Ni Khoai Lok (Hokkian) / San Nin Faai Lok (Cantonese)”yang artinya “Selamat Tahun Baru.” Sudah menjadi tradisi, orang tua akan memberikan ang pau kepada anak-anaknya. Yang lebih tua juga memberikan ang pau kepada yang lebih muda. Hari pertama ini aktivitas dan kunjungan umumnya difokuskan kepada keluarga inti dan dekat.

Hari ke-2, hari dimana melakukan sembahyang kepada dewa-dewi dan leluhur. Mengucap syukur atas berkah dan lindungan yang diberikan. Mengenang leluhur yang sudah tiada, yang mana tanpa mereka tidak akan ada diri kita. Bagi pebisnis dari etnik Cantonese (Kong fu), hari ini mereka melakukan doa “Hoi Nin” dengan pengharapan agar bisnis mereka lebih berkembang dan sukses dan memulai aktivitas bisnis lagi. Hari ini juga dipakai untuk mengunjungi dan bersilahturahmi dengan handai taulan dan sahabat.

Hari ke-3 dan ke-4, umumnya kedua hari ini kurang “diminati” dan dianggap tidak baik untuk menyambangi sahabat dan relasi, juga tidak “bagus” untuk memulai aktivitas bisnis. Latar belakang nya ialah karena :

1. Kedua hari ini dikenal sebagai “chi kou,” yang artinya “mudah terlibat perdebatan”, penyebabnya karena hidangan goreng yang dikonsumsi selama kedua hari pertama Sin Cia.

2. Keluarga yang salah satu anggota dekatnya meninggal selama 3 tahun terakhir tidak akan keluar rumah, ini sebagai penghormatan kepada almarhum/mah. Jadi hari ketiga Sin Cia umumnya dipakai untuk berziarah ke kuburan, mendoakan anggota keluarga yang sudah tiada.

Hari ke-5, bagi komunitas yang berada atau berasal dari Tiongkok Utara, hari ini mereka menyantap jiao ze (dumpling).pada pagi hari kelima ini. Hari ini dikenal sebagai “po wu” atau “break five.” Hari ini juga adalah hari ulang tahun Dewa Kekayaan, jadi bagi yang percaya akan melakukan sembahyang khusus bagi Dewa Kekayaan. Umumnya hari ini semua kegiatan bisnis sudah buka dan dimulai lagi. Aktivitas menyapu sudah diperkenankan lagi.

Hari ke-6, diisi dengan mengunjungi rumah ibadah, famili dan teman yang masih belum sempat ditemui.

Hari ke-7, disebut sebagai “ren ri” atau “hari ulang tahun semua orang.” Hari ini dianggap sebagai hari dimana semua orang bertambah usianya. Hari dimana hidangan yu sheng (salad ikan) disantap. Orang-orang akan berkumpul dan bersama-sama melambungkan yu sheng dan berharap agar kekayaan dan kemakmuran yang tinggi dan berkesinambungan. Yu sheng kalau diucapkan sama bunyinya dengan “bertambah surplusnya.”

Hari ke-8, bagi orang-orang Hokkian, hari ini mereka mengadakan makan malam reuni lagi.

Hari ke-9, Hari ulang tahun Dewa Jade Emperor, jadi saatnya untuk memanjatkan doa dan mengucapkan selamat ulang tahun bagi Dewa Jade Emperor. Hari ke-9 ini disebut-sebut juga sebagai hari Sin Cia-nya orang Hokkian. Ini disebabkan pada hari ini orang Hokkian melakukan sembahyang mengucap syukur kepada Thian (Tuhan) dengan sajian utamanya adalah tebu. Tebu dipakai dan diperingati, karena berabad-abad silam suku Hokkian dapat selamat dari pembantaian dengan bersembunyi di perkebunan tebu.

Hari ke-10 sampai hari ke-12, hari-hari meneruskan perayaan Sin Cia dengan keluarga dan sahabat.

Hari ke-13, hari dimana makanan vegetarian (cia cai) dikonsumsi. Ini perlu dilakukan untuk “membersihkan” perut setalah dua minggu mengkonsumsi aneka makanan.

Hari ke-14, dipakai untuk menyiapkan diri untuk perayaan Cap Go Meh.

Hari ke-15, menandakan malam dengan bulan purnama yang pertama kalinya setelah Sin Cia, makanya disebut juga sebagai yuan xiao jie (malam pertama bulan purnama) atau Cap Go Meh (dialek Hokkian). Makan malam reuni diadakan lagi. Tang yuen (semacam onde dengan isi), simbolisme dari bulan purnama dan kebersamaan dikonsumsi.

Selama Cap Go Meh, lampion menjadi hiasan utama. Orang-orang membawa lampion dan berdoa di rumah ibadah. Perayaan ini diasosiasikan sebagai membimbing roh-roh jahat dan tersesat agar dapat “kembali” ke sang Pencipta. Juga sebagai sarana untuk menciptakan hubungan yang baik antara individu, keluarga, alam semesta dan sang Pencipta agar cahaya/ terang (baca: kebaikan) selalu menyertai kita selama setahun..

Demikianlah perayaan Sin Cia diawali pada bulan baru di hari pertama dan berakhir pada bulan purnama di hari ke lima belas adalah tradisi dan perayaan yang kaya dan sarat dengan makna yang adhi luhur dan positif. Bukan sekedar hura-hura dan urusan memberikan ang pau saja.

“Xin Nian Kuai Le, Wan She Ru Yi” berarti “Selamat Tahun Baru, Semoga Semua Urusan Lancar.” “Gong Xi Fa Cai berarti “Selamat Tahun Baru, Semoga Sejahtera” adalah dua dari banyak ucapan selamat yang umum didengar selama perayaan Sin Cia.

“Selamat Sin Cia bagi yang merayakan, Semoga kesehatan, kebahagiaan dan kesejahteraan selalu menyertai kita semua. Gong Xi Fa Cai!”.



Sumber :
http://properti.kompas.com
Temukan hadiah yang unik dan menarik untuk orang-orang terkasih dalam daftar Hadiah Imlek Anda.